Sumber dipetik daripada https://kadeksurbakti.wordpress.com/2009/05/12/salt-water-fishing/.
Semoga para pembaca akan mendapat pengetahuan lebih jelas tentang teknik jigging.
JIGGING
Jigging adalah teknik memancing ikan di kedalaman dengan mempergunakan metal jig (lure) yang digerakkan secara vertikal (Retrieve) menyerupai action live bait.
KATEGORI JIGGING
LIGHT JIGGING
Dilakukan pada kedalaman sampai dengan 40 meter dengan kelas piranti di bawah 30lb, umpan (jig) yang digunakan rata-rata di bawah 200gm.
HEAVY/EXTREAM JIGGING
Mengunakan stamina dan power yang extra. Kelas pirantipun extra heavy, kerana jin yang digunakan 300gm ke atas sehingga sampai 1kg.
PERALATAN
METAL JIG
Biasanya disesuikan dengan kemampuan joran/rod yang digunakan, kedalaman dari lokasi dan kuatnya arus di lokasi.
Warna tidak banyak berpengaruh, yang penting mudah dilihat/menarik perhatian ikan.
Makin dalam atau semakin gelap sebaiknya menggunakan umpan berwarna terang/berpendar (iluminous)
REEL
SPINNING REEL
Digunakan yang mempunyai ratio gear yang rendah agar tidak terlalu berat pada saat memaunkan jig sehingga pemancing tidak cepat merasa lelah.
OVERHEAD REEL
Berlawanan dengan spinning reel. Ini kerana umumnya diameter spoolnya kecil dan tangkai handlenya pendek, maka penggunaan overhead reel lebih membuat pemancing tidak cepat lelah.
DRAG
Pengeturan kekuatan drag biasanya disesuaikan dengan piranti (line class) dan target yang dicari.
Untuk inkan-ikan monster yang bendel, drag yang terlalu kencang (> 7kg ) akan cepat menguras tenaga dan stamina pemancing. Cukup disetting 5 - 7kg.
Pemakaian drag yang tinggi berisiko joran patah. Usahakan waktu fight posisi ketinggian joran tidak lebih dari 60 darjah.
ROD/JORAN
Tidak ada ketentuan pasti mengenai panjang rod jigging. Biasanya 5 - 7 kaki.
Makin panjang rod, action umpan makin bagus, tapi lebih melelahkan, terutama saat memainkan umpan-umpan berat atau fight dengan ikan yang bandel.
Semakin pendek rod, dapat mengurangkan pengunaan stamina dan lebih mudah waktu menghajar ikan.
LINE: BRAIDED (PE), MONOFILAMENT
Penggunaan PE yang berdiametar besar akan menyebabkan geseran dengan arus menjadi besar sehingga akan menambah beban tambahan dan mempengaruhi action jig.
Penggunaan PE yang berdiameter kecil akan membuat kapasiti line lebih banyak spool sehingga mengurangkan risiko line end saat fighting dangan ikan besar.
Pengunaan PE berwarna-warni (per 10m) mempermudahkan untuk mengetahui kedalaman dan mudah untuk menandai strike zone.
LEADER LINE/TALI PANDU.
Biasanya dipakai shock leader monofilament dengan kekuatan 1.5 sampai dengan 2 x kekuatan main line.
Tujuannya:
Mungurankan risiko putus apabila terjadi geseran pada batu karang ataupun dinding kapal.
Memudahkan wireman/crew mendaratkan ikan.
Mengurangkan daya hantar yang terjadi saat strike.
Umumnya panjang leader 2 ke 4 metar dan menggunakan flurocarbon mono shock leader.
HOOK
Penggunaan ukuran dan pemasangan mata kail sangat menunjang kesuksesan pemancing.
Menggunakan 1 atau 2 single hook sebagai assist menggantung di kepala atau pertengahan badan metal jig, biasanya dipakai live bait hook.
Ukuran hook untuk assist disesuaikan dengan besar metal jig yang dipakai. Yang penting hook senang bergerak bebas, tidak menempel/menggit badan metal jignya.
Bila ingin memakai hook di bawah, sebaiknya munggunakan circle hook agar tidak mudah tersangkut di karang.
SWIVEL & SPLIT RING
Memudakan pemancing menggantikan umpan tanpa harus memotong tali pandu/leader line.
Mengurangi gerakan melintirnya umpan pada saat dimainkan.
GIMBAL/SABUK AJAR
Bisa yang berpalang, seperti untuk trolling. Bisa juga yang tanpa palang. Disesuaikan dengan dudukan joran yang dipakai.
SARUNG TANGAN
Penggunaan sarung tangan sangat membantu terutama saat fight dengan ikan-ikan besar atau pada saat telapak tangan basah oleh peluh.
Mengurangkan risiko licin.
LOKASI JIGGING
Disesuikan dengan ikan yang menjadi target. Misalnya pada laut yang mempunyai kawasan dasar yang berkarang. Target adalah kerapu, amberjack, ruby snapper, GT, dog tooth tuna.
Jadual dengan kedalaman 100 meter:
Dari dasar 0 - 10 meter : Kerapu, Snapper
Dari dasar 0 - 30 meter : Amberjack
Dari dasar 0 - 50 meter : Dog tooth Tuna
Dari dasar 0 - 80 meter : Tenggiri, Barcud
Untuk Yellow fin Tuna, biasanya pada seputaran rumpon apung atau pada kumpulan lumba-lumb. Teknik ini efektif sampai dengan 100 meter dari permukaan laut.
Mencari lokasi jigging dan pola arus. Dalam pencarian jigging spot, alat Depth sounder dan GPS sangat diperlukan. Apabila sudah menemukan lokasi yang dicurigai, tandes, sea mount segera memorikan posisi koordinatnya dengan GPS. Mulailah bermain disana dengan berhanyut sampai sekitar 0.5mil dari titik tersebut. Sering sang target jalan-jalan agak jauh dari rumahnya, terutama Amberjack dan Dogthooth Tuna hingga mencapai 0.5mil. Sepanjang jalan hanyutnya kapal bila terjadi strike, sehera dicatat/direkod posisi tersebut. Titik-titik ini dijadikan titik bantu pengenalan lokasi dengan arusnya. Apabila tidak strike, cobalah sedikit bergeser dari titik utama sambil terus drifting. Teknik ini memudakan kita mengenal pola arus di lokasi tersebut, kerana setiap perubahan arus, maka strike point akan berubah.


WAKTU JIGGING
Hampir setiap saat jigging biasa dilakukan, tergantung keadaan kondisi arus di lokasi tersebut.
Pada hari ke-9 sampai ke-12, sesudah purnama atau bulan mati biasanya waktu jigging lebih panjang kerana pada saat itu pasang surut tidak begitu tinggi.
Arah dan kecepatan anging juga memainkan peranan penting, kerana turut mempengaruhi cepat lambatnya laju hanyut kapal.
Kecepatan hanyut kapal 1 - 2 knot cukup ideal untuk jigging, Kadang - kadang adanya 2 sampai 3 dengan arah yang berbesa membuatkan kesulitan jigging.
ACTION JIGGING
FAST JERKING: 1 : 1 ertinya satu kali angkat joran diimbangi dengan satu kali gulung.
SLOW JERKING: 1 : 2 ertinya satu kali jerking dua kali gulung
LONG JERKING: 1 : 3 ertinya satu kali jerking 3 kali gulung